Sebuah Nasehat dan Klarifikasi bagi Mujahidin yang salah langkah (4)

on 20.36

“Para pengaku salaf (sok salaf) sikapnya sama dengan Syiah Rafidhah terbukti dalam mengamalkan ibadah jihad mereka berdalih menunggu bimbingan ulama yang besar (baca buletin Al-Hujjah, risalah ke 13) sedang Syiah Rafidhah menunggu ulama yang ma’shum alias Imam Mahdi“.

Mungkin para pembaca tidak habis pikir, bagaimana Dakwah Salafiyah bisa disamakan dengan Syiah Rafidhah ?! Ya kita maklumi saja lah, mungkin Abu Muhammad dan Shoutul jihad tidak paham atau tidak tahu tentang siapa Syiah atau siapa Salafy.

Sesungguhnya menunggu bimbingan ulama kibar (besar) dalam masalah jihad atau masalah besar lainnya yang berkaitan dengan umat merupakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini berlainan dengan orang-orang munafik atau orang-orang yang ngelama’ (sok jadi ulama) yang tidak mau mengembalikan urusan umat kepada para ulama’nya. Allah ta’ala berfirman :

وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا

Artinya : ” Dan apabila datang kepada mereka (orang-orang munafik) suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” (QS.An-nisa’ : 83) yang dimaksud dengan ulil amri adalah para ahli ilmu (ulama) dan ahli fiqh (fuqoha’). [Lihat tafsir Imam Al-Qurthubi 5/278]

- Abu Muhammad mengatakan :

“Para pengaku salaf (sok salaf) sikapnya sama dengan sufi dalam manhajnya tashfiyah wat tarbiyah“.

Sungguh malang nasib Abu Muhammad yang tidak tahu arti tashfiyah dan tarbiyah. Tashfiyah adalah memurnikan Islam dari segala virus dan kotoran yang menempel kepadanya seperti memurnikan Islam dari aqidah sesat, hadits lemah atau palsu ataupun dari virus takfir yang dilakukan oleh takfiriyyun semisal Abu Muhammad. Apakah sufi mengenal istilah pemurnian Islam dari hadits lemah atau palsu ?! Sadarlah wahai Mujahidin, boleh kalian berbicara tapi jangan ngelantur !!! Adapun tarbiyah artinya mendidik umat diatas Islam yang murni berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah sesuai dengan pemahaman salafush shaleh. Apakah sufi juga mengamalkan seperti ini ?! Bukankah Sufi itu lebih identik dengan khurafat dan bid’ahnya ?! Wahai Mujahidin, janganlah kalian menyamakan antara Dakwah Salafiyah yang selalu berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan sunnah sesuai dengan pemahaman salafush shaleh dengan ahli bid’ah diatas !

Allah ta’ala berfirman :

وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَلَا الْمُسِيءُ قَلِيلًا مَا تَتَذَكَّرُونَ

Artinya : “Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.” (QS.Ghafir : 58)

5- Shoutul jihad hanya bisa lempar batu sembunyi tangan, tidak berani menunjukkan batang hidung ataupun identitasnya. Sebuah buletin misterius, yang tidak bisa dipertanggung jawabkan keilmiahannya. Kalau kalian takut, jangan teriakkan suara (shoutul) jihad dong !!! Mujahidin apaan tuh !!! Kelas teri atau keras gadungan ?! Apakah ini yang disebut tong kosong nyaring bunyinya ?! Menyeru orang berjihad tapi tidak berangkat jihad, bahkan menulis majalah saja takut menulis jati dirinya. Inna lillahi wa inna ilahi Roji’un.

Para pembaca yang budiman, ulama hadits terdahulu tidak mau menerima hadits/ilmu agama dari orang yang misterius seperti buletin shoutul jihad ini dan hal itu dikenal dengan istilah mubham. Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqolaani Rahimahullahu berkata : “Dan tidak diterima (hadits) dari orang yang mubham (misterius)…” [Lihat An-Nukat ‘ala nuzhatin nazhor oleh Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi hal.135]

Al-Hafidz Ibnu Katsir Rahimahullahu berkata : “Adapun mubham yang tidak bernama (mr x) atau ada namanya tapi tidak diketahui jati dirinya (misterius), maka orang seperti ini tidak diambil riwayat haditsnya (ilmunya) oleh seorangpun (dari para ulama) yang kita ketahui”. [Al-Ba’itsul hatsits hal.69 oleh Al-Hafidz Ibnu Katsir]

Selamat jalan wahai Mujahidin, semoga Allah selalu memberimu hidayah dan taufiq serta menyelamatkan kalian dari jaring-jaring Khawarij. Dan semoga bendera Jihad selalu berkibar dibawah naungan para ulama Robbaniyyin Ahlus sunnah wal jama’ah.

Ya Allah tunjukkanlah yang haq itu haq dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah yang batil itu batil serta berikan kami kekuatan untuk menjauhinya.

*tamat